PKBI dan JMK Oxfam Gelar Dialog Publik Peringati Hari Perempuan Internasional

Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Sulteng dan Yayasan JMK Oxfam menggelar dialog publik dalam rangka mengisi peringatan Hari Perempuan Internasional.

Dialog publik bertema “Merefleksikan Keterlibatan dan Pemenuhan Hak Perempuan Pasigala Pasca 546 Hari Bencana Sulawesi Tengah” lantas dibuka secara resmi oleh Karo Kesejahteraan Sosial dan Kemasyarakatan Dra. Sitti Hasbiah Zaenong, M.Si pada Kamis (12/3), di restoran Cafe Sebelah.

Dalam sambutan gubernur dikatakan bahwa perempuan adalah korban terbanyak pada setiap bencana karena perempuan lebih mendahulukan untuk menyelamatkan anggota keluarganya daripada diri sendiri.

Selain itu, masih teguh dipegangnya nilai-nilai budaya patriarki juga ikut menghambat akses perempuan untuk mendapat pengetahuan kebencanaan maupun dalam aktivitas fisik yang bisa membantu mereka menyelamatkan diri saat bencana datang.

Olehnya dengan dialog publik diharapkan membantu pihak-pihak terkait mendapat gambaran spesifik untuk mendukung upaya pemenuhan hak perempuan dan keterlibatan mereka khususnya pada periode pemulihan.

“Sehingga membantu Kita mengidentifikasi hal-hal apa yang harus diintervensi dan ditangani secara cepat, terintegrasi dan komprehensif,” ucap Karo Sitti Hasbiah.

Sementara narasumber Kadis Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Ihsan Basir, SH, LLM mengungkap fakta yang membanggakan bahwa keterwakilan perempuan di kancah legislatif saat ini lebih banyak dibanding periode 5 tahun lalu.

Olehnya Ia sepakat untuk menguatkan posisi perempuan supaya punya akses setara dengan laki-laki sebagaimana semangat hari perempuan se dunia dan dialog publik yang diadakan PKBI dan Yayasan JMK Oxfam.

Tambahnya lagi bila laki-laki ikut terlibat maka harapan mewujudkan kesetaraan gender di Sulteng pasti tercapai.

“Saya sedang menginisiasi Alapura atau Aliansi Laki-Laki Peduli Perempuan dan Anak,” ungkapnya sebagai dukungan.

Turut hadir, anggota DPRD Provinsi Sulteng Sri Indraningsih Lalusu, aktivis perempuan Yospina Liku La’Bi’ dan para perwakilan komunitas perempuan dan anak.

(Ro Humpro Provinsi Sulteng)