Duta Genre Adalah Mitra Remaja, Gubernur : Tunda Nikah Dini Itu Keren

Gubernur Sulteng Drs. H. Longki Djanggola, M.Si menaruh harapan agar finalis duta Generasi Berencana (Genre) berperan sebagai mitra remaja dalam mengatasi permasalahannya, termasuk membantu pemda mencegah pernikahan dini.

“Pernikahan dini hanyalah kebahagiaan sesaat tapi sengsaranya sepanjang masa,” ujar Gubernur Drs. H. Longki Djanggola, M.Si saat membuka ajang pemilihan Duta Generasi Berencana (Genre) tingkat Provinsi Sulteng Tahun 2020, Sabtu malam (26/9), di Hotel BW Coco.

Hadir di acara, Ayah Genre Banggai Kepulauan H. Rais Adam, Bunda Genre Tojo Unauna, Kepala Perwakilan BKKBN Sulteng Dra. Maria Ernawati, MM dan jajaran, para pembina Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) dan Bina Keluarga Remaja (BKR) serta pejabat terkait.

Dilihat dari angka Usia Kawin Pertama (UKP) pada wanita kurang dari 20 tahun di Sulteng sebesar 58,97 persen dari seluruh perkawinan yang ada, menurut gubernur adalah indikasi masih tingginya angka pernikahan dini.

Pernikahan dini juga berdampak pada tingginya angka putus sekolah, KDRT, perceraian dan kemiskinan karena pasangan nikah dini belum matang baik emosional dan ekonomi.

Serta menambah resiko bayi lahir prematur, stunting dan kematian ibu melahirkan.

Untuk itu, duta Genre wajib memberi pemahaman tentang berencana itu keren, guna mencegah remaja melakukan pernikahan dini, seks pranikah dan penyalahgunaan narkoba.

Terutama jadi fokus gubernur adalah mengedukasi usia ideal menikah kepada remaja, yang kini telah menjadi 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki karena di usia itu barulah calon mempelai dianggap cukup matang untuk berumah tangga.

“Pakai dulu baju wisudamu sebelum baju pengantinmu. Tunda nikah dini itu keren,” tegas gubernur.

Di bagian lain dari sambutan, gubernur juga mewanti para remaja supaya lebih disiplin melaksanakan protokol kesehatan karena klaster millenial (remaja dan pemuda) menurut gubernur adalah yang terbanyak menambah jumlah kasus positif akhir-akhir ini.

“Remaja yang masih suka berkerumun di tempat-tempat ramai, bepergian tidak pakai masker, tidak jaga jarak dan tidak melakukan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) karena menganggap diri sudah kebal dari COVID-19,” sebut gubernur yang prihatin melihat tingkah laku remaja yang beresiko tertular dan menulari orang lain.

Olehnya duta Genre diajak gubernur membantu mengatasi COVID-19 dan menyukseskan pilkada serentak 2020, khususnya bagi remaja millenial yang sudah mempunyai hak pilih.

“Semoga dari ajang ini akan memberi warna baru dalam upaya-upaya kita menyukseskan kelanjutan program-program Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga (Bangga Kencana),” kata gubernur menutup sambutan.

Sementara Kepala Perwakilan Maria Ernawati menuturkan bahwa para finalis duta genre kabupaten/kota yang berkompetisi telah menjalani karantina selama 3 hari sejak Kamis (24/9).

Adapun proses penilaian finalis lanjut kepala perwakilan dilakukan bersamaan dengan pembekalan materi, mulai awal karantina sampai pada malam puncak acara.

Ia pun mengharapkan seluruh finalis dapat menjadi remaja berkualitas dan role model yang diteladani remaja sebayanya.

“Duta-duta Genre adalah generasi unggul Sulawesi Tengah yang akan menjadi agent of change (agen perubahan) bagi generasi muda,” tutur Kepala Perwakilan Maria Ernawati.

Hasil akhir dewan juri, memutuskan 5 besar Duta Genre Sulteng untuk kategori putra, diraih oleh Ahmad Syahrul Ramadhan (Banggai), Andre Fairuz (Banggai Laut), Muh. Krisna (Bangkep), Nuriadin (Parigi Moutong) dan Yusril Desrama (Palu-5)

Untuk putri diraih Krisna Puspita (Palu-4), Michelle (Poso), Evi Muliani (Palu-1), Ester Veronika (Parigi Moutong) dan Puput Nilasari (Morowali)

(Ro Humas dan Protokol Setdaprov Sulteng)