HARKITNAS 2019 : BANGKIT itu HEBAT

OLEH : TIM MEDIA CENTER DKIPS SULTENG

Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap tahun pada tanggal 20 Mei kita peringati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Tanggal tersebut mengambil dari kelahiran organisasi Budi Utomo (Boedi Oetomo). Selaku Presiden RI pada waktu itu, Soekarno menganggap bahwa di awal kemerdekaan, Republik Indonesia membutuhkan pemersatu. Bung Karno menilai bahwa kelahiran Budi Utomo sebagai organisasi modern merupakan simbol yang tepat untuk menggambarkan bagaimana bangsa Indonesia mulai bangkit untuk melawan penjajahan. Sehingga empat puluh tahun kemudian atau pada 1948 barulah Presiden Sukarno menetapkan 20 Mei sebagai hari bangkitnya nasionalisme.

HARKITNAS MASIH MERUPAKAN ASPIRASI YANG PERLU SETIAP TAHUN DIPERINGATI OLEH BANGSA INDONESIA

Tanggal 20 Mei setiap tahun diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional atau Harkitnas oleh bangsa Indonesia. Kondisi bangsa saat ini setelah 74 tahun merdeka tentunya sangat berbeda ketika sebelum merdeka ataupun beberapa tahun setelah merdeka.

Sebelum Bangsa Indonesia meraih kemerdekaannya di tahun 1945, tentunya kondisi masyarakat Indonesia waktu itu adalah memiliki kesamaan senasib sebagai warga yang terjajah sehingga membutuhkan kebersamaan atau persatuan untuk bisa terlepas dari belenggu penjajahan. Karena menghadapi penjajah waktu itu yang dilengkapi dengan personil yang terlatih dan perlengkapan persenjataan yang serba medern untuk ukuran saat itu tentunya mustahil untuk dapat dihadapi dengan sendiri-sendiri. Bahkan jika kita membaca buku sejarah perlawanan yang dilakukan oleh para pahlawan waktu itu sebagian besar selalu berujung pada kegagalan.

Sehingga lambat laut sudah mulai tumbuh rasa nasionalisme pada jiwa rakyat Indonesia untuk memperjuangkan hak-haknya yang selama ini ditindas oleh penjajah dan sudah mulai berfikir untuk memperbaiki cara mereka berjuang sebagai usaha mengubah keadaan bangsa.

Di awal tahun 1900-an, perjuangan dilakukan lebih terorganisir dan lebih banyak digagas oleh kaum muda yang terdidik. Salah satunya adalah ditandai dengan berdirinya organisasi Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908 oleh Dr Soetomo. Setelah itu lebih banyak lagi organisasi-organisasi kepemudaan yang didirikan khususnya oleh kaum priyai yang terpelajar dan puncaknya menjadi bagian penting dari lahirnya Sumpah Pemuda tahun 1928 yang semakin membukakan mata bangsa indonesia bahwa kemerdekaan adalah salah satu tujuan yang harus dicapai secara bersama-sama dengan cara yang berbeda dari sebelumnya.

Saat Indonesia merdeka pada tahun 1945 dan beberapa tahun setelahnya, bangsa Indonesia menghadapi tantangan baru yaitu bagaimana mempertahankan kemerdekaan yang telah diraih. Dan setelah melalui perjuangan agresi dan diplomasi akhirnya Kerajaan Belanda akhirnya mengakui kedaulan bangsa Indonesia secara utuh pada 28 September 1950 yang ditandai dengan diterimanya Indonesia dalam keanggotaan PBB.

Saat ini, tantangan mempertahankan kemerdekaan dari apa yang telah diperjuangkan dan diraih oleh pendahulu kita tentunya harus kita jaga dan lestarikan dari penjajah-penjajah modern. Tantangan perjuangannya tentunya sangatlah berbeda. Dahulu, pejuang mengangkat senjata untuk menghadapi penjajah yang mudah untuk dikenali. Saat ini, kondisi tentunya jauh berbeda. Generasi penerus bangsa dihadapkan pada tantangan internal maupun eksternal dalam mengawal dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Sehingga, sangat tepatlah semangat kebangkitan nasional oleh seluruh warga negara harus senantiasa digelorakan sehingga dapat mengingatkan kembali kepada generasi penerus bangsa bahwa apa yang kita nikmati saat ini merupakan perjuangan generasi sebelumnya yang harus dijaga dan dilestarikan apalagi ancaman disintegrasi bangsa dan berbagai ancaman internal dan eksternal yang dapat merongrong keutuhan kita sebagai negara yang berdaulat.

DISINTEGRASI BANGSA : ANCAMAN INTERNAL DAN EKSTERNAL

Ancaman maksudnya disini lebih bersifat penjajahan secara tidak langsung. Karena saat ini, hampir dipastikan tidak ada lagi satu negara yang ingin menjajah bangsa lain dengan pendekatan kekerasan atau invasi secara langsung ke negara yang ingin dijajah.

Ancaman internal salah satu misalnya adalah bila paham ekstremisme agama merebak dan menjangkiti masyarakat. Ekstremisme dalam wujud yang paling keras bisa mendorong individu atau kelompok melakukan terorisme. Perlu diingat bahwa tahun-tahun awal masa Reformasi, Indonesia mengalami konflik berbalut isu agama diantaranya di Maluku dan Sulawesi Tengah. Aksi teror bom tersebut menunjukkan betapa ekstremisme selalu mengancam ketenteraman dan kedamaian masyarakat.

Dalam konteks penjajahan modern, pandangan ideologi teror ini merupakan bentuk penjajahan baru. Para teroris memang tidak menerjunkan ribuan pasukan militer untuk menduduki wilayah atau menjajah Indonesia namun ideologinya cukup efektif memengaruhi orang untuk melakukan teror. Tujuannya adalah untuk menimbulkan ketakutan yang akut di tengah masyarakat, persis seperti yang dilakukan penjajah terhadap penduduk lokal.

Sedangkan bentuk-bentuk penjajahan secara eksternal misalnya saat ini kita dengan meningkatnya tenaga kerja asing yang masuk bekerja di Indonesia, walaupun hanya sebatas pada sektor-sektor tertentu misalnya sektor tambang tetapi terdapat diantara beberapa pekerja tersebut ada yang bekerja sebagai buruh kasar dimana pekerjaan tersebut dapat juga dikerjakan oleh tenaga kerja lokal.

Nah, melalui memontum kebangkitan nasional ini untuk mengingatkan kembali kepada generasi penerus untuk menjaga kemerdekaan Indonesia. Menjaga kemerdekaan bisa dimaknai dengan mengisi masa-masanya dengan berbagai upaya untuk memakmurkan bangsa. Dan, itu hanya bisa dilakukan apabila kondisi di negara kita damai. Melestarikan perdamaian di Indonesia merupakan prasyarat agar nikmat kemerdekaan dapat diisi dengan berbagai hal positif demi kemajuan bangsa.

Selain itu, tentunya kita juga dituntut untuk bangkit untuk selalu senantiasa meningkatkan kemampuan kita baik dari segi keahlian maupun keterampilan serta memiliki etis kerja yang tinggi sehingga mampu bersaing secara sehat dengan tenaga kerja lainnya termasuk tenaga kerja asing.

KONTRIBUSI NYATA DALAM MENGISI KEMERDEKAAN

Setiap kita bisa memainkan peran masing-masing untuk menyukseskan agar perdamaian selalu terjaga. Tugas ini bukan hanya kewajiban aparat keamanan melainkan juga seluruh elemen bangsa. Di tingkat paling rendah kita sebagai anggota keluarga harus berkontribusi agar rumah tangga berjalan baik. Di level masyarakat jajaran perangkat daerah, tokoh agama, pendidik, atau pekerja di sektor swasta juga mesti mengokohkan persatuan agar kehidupan sosial berkembang ke arah kemajuan. Pada tingkat elite para tokoh nasional harus mengikis kepentingan pribadi dan golongan demi mencegah terjadinya gesekan sosial.

Selain itu, melakukan kampanye perdamaian dengan melibatkan kisah para korban kekerasan dan mantan pelaku teror. Dari kisah korban, masyarakat dapat memahami bahwa kekerasan dan terorisme menimbulkan ekses-ekses yang tak terbatas, menyasar apa dan siapa pun, di mana pun, saat kapan pun, dan dalam kondisi apa pun. Dari mantan pelaku teror, publik mengetahui fakta adanya kelompok yang tidak senang bila negara ini maju dan berkembang.

Dengan begitu, masyarakat dapat bangkit dan tersadar bahwa memelihara perdamaian Indonesia sangatlah penting, sekaligus mencegah terjadinya kekerasan merupakan prioritas utama yang harus selalu diupayakan.

MAKNA KEBANGKITAN NASIONAL DALAM HUBUNGANNYA DENGAN TANTANGAN PEMBANGUNAN YANG HARUS DIHADAPI DI DAERAH SULAWESI TENGAH.

Tidak dapat dipungkiri bahwa bencana alam yang terjadi pada 28 September 2018 lalu yang berdampak luas pada sendi-sendi kehidupan masyarakat di Sulawesi Tengah khususnya pada kabupaten terdampak yaitu Palu, Donggala, Sigi dan Parigi Moutong. Banyaknya korban jiwa, kerusakan infrastruktur, terganggunya kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Dan yang terbaru, banjir bandang yang menimpa warga di 4 Kabupaten (Sigi, Donggala, Tolitoli dan Poso) dan yang terparah yang terjadi di Kabupaten Sigi yang menimpa 6 desa yang tentunya membutuhkan perhatian nyata dari pemerintah daerah, provinsi maupun pusat.

Bantuan yang sifatnya segera dan berkelanjutan khususnya dalam pemenuhan makanan, tempat tinggal, pakaian bekas layak pakai dan obat-obatan tentunya sangat diharapkan khususnya oleh warga masyarakat yang terdampak. Jika pemerintah daerah, provinsi maupun pusat kurang maksimal dalam memenuhi kebutuhan tersebut tentunya sedikit banyaknya akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintahnya. Walaupun kita tahu bahwa kerja keras para Bupati, Walikota dan Gubernur serta pemerintah pusat dan pihak-pihak lainnya sudah dapat kita lihat bersama dengan terbangunnya hunian sementara dan saat ini sudah memasuki pembangunan hunian tetap dan tersalurkannya bantuan-bantuan pemerintah maupun lembaga-lembaga lainnya.

Tetapi sebagai manusia normal, saat perut kosong tentunya cara berfikir sudah tidak normal lagi dan cenderung akan saling menyalahkan. Bahkan cenderung pemerintah menjadi pihak yang paling dominan disalahkan.

Selain pemberian bantuan secara langsung, pemerintah perlu menekankan kepada masyarakat bahwa semua bantuan yang diterima hanyalah bersifat sementara, hanya untuk menjamin pemenuhan kebutuhan hidup untuk beberapa hari saja. Sehingga masyarakat juga harus dituntut untuk bangkit. Jadi makna kebangkitan disni adalah mengajak masyarakat tidak hanya sekedar berpangku tangan untuk setiap hari hidup mengharapkan bantuan, tetapi harus ada upaya untuk tidak bisa lagi larut dengan kepedihan, kesedihan dan kesusahan yang berkepanjangan, semua harus bangkit sebagai bentuk tanggung jawab kepada saudara-saudara kita yang telah menjadi korban jiwa, korban harta benda: “bahwa kita yang masih hidup ini adalah orang-orang terpilih”, sehingga wajib hukumnya terus berpikir, berkontribusi dan berusaha guna membangun daerah ini menjadi lebih baik, lebih maju dari sebelumnya.

MAKNA KEBANGKITAN DIKAITKAN DENGAN TANTANGAN PENGUASAAN TEKNOLOGI

Jika zaman pergerakan sasaran perjuangan adalah membebaskan bangsa dari belenggu penjajah, hari ini tantangan yang dihadapi sebagai bangsa jauh lebih kompleks. Bangsa ini memasuki kompetisi antarbangsa di era globalisasi yang menuntut berbagai kesiapan, terutama pe­nguasaan teknologi. Apalagi dunia sedang memasuki revolusi industri 4.0. Era ini ditandai dengan berkembangnya kecerdasan buatan, penerapan teknologi nano di berbagai bidang, dan rekayasa genetis.

Penerapan ketiga bentuk teknologi akan mengubah hidup dan kehidupan karena peran manusia pelan tapi pasti mulai tergantikan oleh komputer yang terhubung dengan mesin produksi. Ini era yang tidak mampu terelakkan dan menuntut kesiapan kita, terutama generasi muda, untuk terlibat dan berperan di dalamnya. Tak pelak pendidikan menjadi kunci untuk menyiapkan sumber daya manusia kita dalam menghadapi era ini. Tantangan pendidikan hari ini bukan lagi sekadar bangkit dari kebodohan dan ke­ter­tinggalan, melainkan harus mampu menyiapkan generasi yang adaptif dengan perubahan dunia yang berlari begitu cepat.

TANTANGAN DISRUPSI

Era disrupsi ini merupakan fenomena ketika masyarakat menggeser aktivitas-aktivitas yang awalnya dilakukan di dunia nyata ke dunia maya. Dampak disrupsi paling banyak dirasakan institusi bisnis. Tidak butuh waktu lama puluhan perusahaan besar yang mapan harus tum­bang akibat muncul pesaing baru yang sebelumnya tak pernah terprediksi. Contoh sederhana era disrupsi adalah makin mu­dahnya kita dalam berbelanja dalam memenuhi kebutuhan. Toko online kini hadir di gawai dan untuk mendapatkan barang yang diinginkan cukup dengan mengetukkan jari di layar smartphone. Untuk bepergian pun kita akan diantar-jemput oleh kendaraan umum berbasis online. Dokter hingga tukang urut pun bisa dengan mudah dipanggil datang ke rumah hanya melalui aplikasi. Semua kemudahan ter­sebut ada di ujung jari tangan.


Kemudahan ini tentu membawa konsekuensi logis, yakni ma­ti­nya bisnis konvensional akibat teknologi digital. Itu juga berarti hi­langnya lapangan pekerjaan bagi banyak orang. Lalu bagaimana mengatur perubahan ini agar tidak merugikan salah satu pihak? Belum lagi faktanya bisnis e-commerce ini ternyata masih didominasi asing. Produk impor masih menguasai pangsa pasar perdagangan online dalam negeri, yakni sekitar 60%. Dengan kata lain kita saat ini hanya sebatas pasar untuk produk-produk negara lain.


Lagi-lagi ini tan­tangan yang harus dijawab bangsa kita hari ini. Bangsa ini harus bang­kit mengejar ke­ter­tinggalan, tidak keasyikan menjadi kon­su­men melainkan harus melahirkan lebih banyak perusahaan rintisan yang bisa menghasilkan produk unggulan. Kita sudah me­mi­liki empat perusahaan rintisan lokal yang masuk kategori unicorn, yak­ni Traveloka, Go-Jek, Tokopedia, dan Bukalapak. Ke depan ke­bang­kit­an bangsa ini antara lain bisa ditandai dengan makin ba­nyaknya per­usahaan sejenis yang mampu berkiprah di per­saingan global

TANTANGAN KEBANGKITAN PENGUASAAN TEKNOLOGI OLEH LEMBAGA NON-PEMERINTAH.

Mewujudkan masyarakat yang informatif sebagai salah satu visi Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik Provinsi yang baru berdiri sejak 2013 atau  6 (enam) tahun yang lalu tentunya memiliki banyak tantangan dalam mencapai visi yang diemban tersebut.

Sebagai contohnya misalnya salah satu tahapan dalam mewujudkan visi tersebut adalah Diskominfo Provinsi harus mengintegrasikan seluruh aplikasi yang dikelolah oleh masing-masing OPD, integrasi dirasakan semakin berat ketika flatform masing-masing aplikasi tersebut berbeda-beda, hal ini tentunya bisa dipahami karena kita belum memiliki aturan atau regulasi yang mengatur bahwa pembuatan aplikasi harus tersentral di Diskominfo. Ditambah lagi bahwa kebanyak aplikasi yang dibuat oleh OPD sudah ada jauh sebelum Diskominfo terbentuk.

Akan tetapi tantangan tersebut tentunya bukan tanpa solusi, Diskominfo Provinsi tentunya harus bangkit dalam artian harus lebih kreatif dan bekerja lebih nyata dan serius sehingga mampu meyakinkan OPD bahwa jika aplikasi yang mereka kelola dapat diintegrasikan tentunya akan ada banyak manfaat yang akan diterima, antara lain adalah dapat berbagi data dan informasi dengan mudah dan cepat serta efektifitas dan efisiensi anggaran

Jadi saat ini, Diskominfo Provinsi dalam waktu dekat akan mengatur kembali penempatan server aplikasi yang tadinya dikantor lama ke kantor kita saat ini. Harapannya tentunya agar pengelolaan menjadi lebih baik karena server ini merupakan titik sentral atau roh dari apa yang kita wujudkan yaitu integrasi aplikasi.

Selain itu, tahun ini juga diupayakan pembangunan fiber optik yang nantinya menghubungkan semua OPD 100% sudah selesai dikerjakan. Kemudian dalam mewujudkan satu data pengelolaan statistik sektoral, beberapa hari yang lalu telah selesai dilakukan pelatihan kepada operator di masing-masing OPD yang nantinya akan menginput data statistik sektoral yang tersebar disemua OPD melalui satu aplikasi yang dikelolah oleh Diskominfo.

Dan saat ini juga telah dibentuk Tim media center kita yang nantinya dapat dimaksimlkan oleh para wartawan media online dalam penyampaian atau penyebarluasan berita khususnya kegiatan-kegiatan Pemerintah Provinsi kepada masyarakat melalui media online.

Dan yang penting semua hal tersebut. Saat ini, kami sementara menyusun regulasi bahwa pembuatan aplikasi, pengadaan bandwidth, pemberian alamat domain dan media penyimpanan yang tadinya tersebar disemua OPD nantinya akan terpusat di Diskominfo Provinsi.

HARKITNAS : HARAPAN

Melalui momentum kebangkitan ini kami mengajak kepada kita semua untuk bangkit.

  • Bangkit dari cobaan bencana yang diberikan kepada kita semua melalui doa, kerja keras dan kerja sama.
  • Bangkit untuk mempersiapkan diri kita untuk adaptif terhadap perubahan zaman yang begitu sangat cepat melalui peningkatan wawasan dengan proses belajar.
  • Bangkit untuk memberikan kerja nyata melalui memberikan pelayanan yang lebih baik  dan berdampak pada peningkatan kinerja.

Banyak contoh yang dapat dilihat untuk menjadi referensi bahwa seseorang akan lancar bersepeda setelah beberapa kali jatuh dari sepeda. Pebisnis yang sukses setelah beberapa kali mengalami kegagalan.  Orang yang mahir bersepeda, sukses berbisnis adalah orang-orang yang menjadikan kegagalan atau musibah itu sebagai sebuah berkah, sebagai sebuah motivasi guna sebuah kesuksesan.

Oleh karena itu dengan tidak mengenyampingkan kepedihan, kesedihan dan kerugian, maka seyogianya musibah yang melanda kita dijadikan berkah, motivasi, dan dorongan untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Semoga.-