Gubernur Sulawesi Tengah, Drs. H. Longki Djanggola memberikan apresiasi atas kehadiran para pejabat dan Aparatur Sipil Negara (ASN), karena meskipun dalam kondisi melaksanakan ibadah puasa, tetap mengikuti upacara bendera dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-110 Tahun 2018 mengangkat tema Pembangunan Sumber Daya Manusia Memperkuat Pondasi Kebangkitan Nasional di Era Digital yang dirangkaikan dengan upacara bulanan.
Dalam kegiatan tersebut Dinas Kominfo, Persandian dan Statistik Provinsi Sulawesi Tengah merupakan leading sektor pelaksana kegiatan, semua pelaksana kegiatan tersebut dari Dinas Kominfo, Persandian dan Statistik Provinsi Sulawesi Tengah begitu juga kepala Dinas Drs. Muhammad Nizam, MH pada upacara tersebut bertindak sebagai Perwira Upacara.
Gubernur, H. Longki Djanggola selaku Irup pada kegiatan ini juga menghimbau agar ASN jangan ikut-ikutan terlibat dan menjadi profokator dan menulis di media sosial, seperti Facebook, Whatsapp dan lain-lain terkait ujaran kebencian karena akan ditindak tegas. Hal tersebut berdasarkan surat edaran Menpan terhadap ASN.
Gubernur, selaku Inspektur Upacara pada kesempatan itu juga membacakan sambutan tertulis Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Rudiantara S.Stat. MBA. Dalam sambutannya, Menteri menekankan bersatu, adalah kata kunci menanggapi cita-cita yang sangat mulia namun pada saat yang sama tantangan yang maha kuat menghadang didepan. Boedi Oetomo memberi contoh bagaimana dengan berkumpul dan berorganisasi tanpa melihat asal-muasal primodial primodial yang akhirnya bisa mendorong tumbuhnya semangat nasionalisme yang menjadi bahan bakar utama kemerdekaan.
Lanjut dari pada itu Boedi Oetomo menjadi salah satu penanda utama bahwa satu bangsa Indonesia untuk menjadi pertamakali menyadari persatuan dan kesatuan. Presiden pertama dan proklamator kemerdekaan Republik Indonesia, Soekarno, pada peringatan hari kebangkitan nasional tahun 1957 mengatakan bahwa: pada hari itu kita mulai memasuki satu cara baru untuk melaksanakan satu ide, satu naluri pokok daripada bangsa indonesia. Naluri pokok ingin merdeka, naluri pokok ingin hidup berharkat sebagai manusia dan sebagai bangsa. Cara baru itu ialah cara mengajar sesuatu maksud dengan alat organisasi politik, cara berjuang dan perserikatan dan perhimpunan politik, cara perjuang dengan tenaga persatuan.