Penyuntikan vaksin Covid-19 Sinovac, perdana dilakukan di tiga daerah di Sulteng, yakni Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Kabupaten Poso. Dan Kadinkes Sulteng sebagai perwakilan dari Pemerintah Daerah mewakili Gubernur. (F-ist)
PALU, SM.Com – Pencanangan vaksinasi Covid-19 di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) dilaksanakan serentak pada Kamis 14 Januari 2021. Penyuntikan vaksin Sinovac ini, perdana disuntikkan kepada pejabat tinggi daerah yang diantaranya ada keterwakilan dari Birokrat, DPRD Sulteng, Polri dan TNI serta perwakilan dari para tokoh Masyarakat. Tujuannya adalah untuk meyakinkan masyarakat bahwa vaksin Sinovac ini dijamin aman dan bisa melindungi kita dari virus corona.
Sesuai petunjuk dari BPOM menyebutkan bahwa vaksin Covid-19 Sinovac ini dinilai aman dan dapat digunakan dengan efikasi 65,3 persen pada hasil analisa uji klinis fase 3. Dan batasan tersebut sesuai persyaratan WHO dengan minimal efikasi vaksin adalah 50 persen.
Sebagai keterwakilan dari birokrat mewakili Gubernur Sulawesi Tengah, Penyuntikan perdana vaksin covid-19 Sinovac ini diberikan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulteng, yaitu dr. I Komang Adi Sujendra, kemudian disusul Kepala Biro Hukum Dr. Yopie Morya Immanuel Patiro, SH, MH, dan Kepala Biro Ekonomi dan Pembangunan Dr. Rudi Dewanto, SE, MM.
Sementara mewakili Kepolisian, penyuntikan vaksin Sinovac diberikan kepada Kapolda Sulteng, Irjen Pol Drs. Abdul Rakhman Baso, SH, sedangkan dari DPRD Sulteng diwakili oleh Wakil Ketua DPRD H. Muharram Nurdin, S.Sos, M.Si. Setelah itu dilanjut lagi penyuntikan kepada perwakilan dari tokoh masyarakat, perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sulteng, PPNI dan Perwakilan dari Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Sulteng.
Kenapa Gubernur Longki Djanggola dan Wakil Gubernur Sulteng Rusli Dg Pallabi tidak divaksin, jawabnya karena pada saat itu kondisi kesehatan kedua petinggi daerah di Pemprov Sulteng ini, sedang menjalani pemulihan kkesehatan dengan melakukan isolasi mandiri di rumah. Karena sebelumnya Gubernur dan wakilnya, sempat terkonfirmasi positip terpapar virus corona. Dan informasi tersebut dibenarkan oleh juru bicara (Jubir) gubernur yang pada waktu itu merangkap sebagai Plt.Kepala Biro Humas dan Protokol, Haris kariming. ” Gubernur dan wakil gubernur Sulteng diketahui terkonfirmasi positip Covid-19 pada Selasa Sore (05/11//2020) setelah hasil pemeriksaan sampel tes usap PCR keduanya keluar. Dan inilah alasannya kenapa Gubernur dan Wakil Gubernur tidak masuk dalam kelompok prioriotas untuk diberikan vaksin. Karena itu, pada pelaksanaan penyuntikan vaksin Sinovac perdana yang dilakukan di Sulteng, Gubernur dan Wakil Gubernur diwakili oleh sejumlah pejabatnya, ” ungkap Haris Kariming melalui press releasenya kepada media lokal di Palu.
Menurut salah seorang pakar UGM, Ahli Imunologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), dr. Deshinta Putri Mulya, M.Sc., Sp.PD, KAI(K), menyampaikan bahwa pasien yang pernah terpapar Covid-19 tidak perlu divaksin. Sebab orang yang pernah terinfeksi Covid-19 dan dinyatakan sembuh tidak perlu diberikan vaksin, sebab telah mendapat antibodi.
“Jadi orang yang sudah pernah terkonfirmasi positif Covid-19 dan sembuh tidak usah divaksin,” jelas dr. Deshinta Putri Mulya dalam salah satu acara talkshow tentang Vaksin Covid-19 yang diselenggarakan RSA UGM secara daring Rabu (13/1/2021) lalu.
Deshinta menuturkan pada tubuh manusia yang telah terpapar virus Covid-19 sudah membuat sistem kekebalan tubuh atau antibodi. “Logikanya yang terkonfirmasi Covid-19 dan sembuh sudah punya antibodi,” terangnya.
Sehingga pada jadwal hari H pelaksanaan penyuntikan vaksin Sinovac, melalui pejabatnya yaitu Asisten Pemerintahan dan Kesra Ir. H. Moh. Faisal Mang, MM, atas nama Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, Gubernur Sulteng menyampaikan permohonan maaf sekaligus menyatakan dukungannya dan mengapresiasi atas pencanangan penyuntikan vaksin Covid-19 Sinovac yang perdana dilakukan di Sulawesi Tengah.
“Kami harap pencanangan vaksin ini berlangsung dengan baik seiring dengan hal itu diharapkan bisa mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap jaminan keamanan vaksin Sinovac tersebut. Karena ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi penyebaran virus pandemi Covid-19 sehingga kita tidak berlarut-larut terjebak dalam lingkaran wabah Covid-19,” ungkap Faizal Mang dalam sambutan tertulis gubernur Sulteng.
Oleh karena itu, diharapkan agar masyarakat jangan mudah terhasut dan mempercayai berita-berita hoax tentang vaksin Sinovac. “Mari bersama kita dukung dan sukseskan pelaksanaan vaksinasi sebagai salah satu strategi yang dilakukan pemerintah dalam memutus transmisi virus corona dengan mewujudkan kekebalan terhadap kelompok di masyarakat (herd immunity). Apalagi pencegahan lewat vaksinasi tuturnya akan jauh lebih hemat daripada pengobatan.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, dr. I Komang Adi Sujendra juga menyampaikan bahwa pada pelaksanaan vaksinasi akan dilakukan dalam dua dibagi dalam dua kali periode. Periode pertama dimulai dari Januari 2021 – April 2021 sementara Periode kedua April 2021 – April 2022. Nsh, di Periode pertma pemberian vaksin Sinovac ini diprioritaskan bagi tenaga kesehatan (Nakes). Sebab mereka yang setiap saat bersentuhan langsung dengan pasien yang terpapar Virus Corona.
“ Periode pertama diprioritaskan bagi Nakes yang ada di wilayah Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Kabupaten Poso. Karena tiga daerah ini merupakan daerah yang tertinggi untuk kasus Covid-19. Insya Allah, kita semua berharap dan berdoa semoga dengan vaksinasi, kita semua bisa keluar dari lingkaran penyebaran Pandemi Covid-19,“ harapnya.
Namun demikian, dihimbau kepada masyarakat agar tetap patuh dalam menjalankan protokol kesehatan (Prokes). Tetap menjaga kesehatan dan menjalankan pola pendekatan dengan rumus 3M, 3M+3T+3K.
Karena dengan pola pendekatan rumus zero Covid-19 ini, kita bisa meminimalisir penyebaran dan penularan covid-19.
Sebagai penjelasan pola pendekatan 3M, 3T dan 3K ini merupakan singkatan dari Testing, Tracing dan Treatment untuk 3T, sementara 3M adalah memakai masker, mencuci tangan rutin, dan menjaga jarak aman minimal 1,5 meter. Sedangkan, yang harus dihindari adalah 3K yaitu Kontak erat, Kerumunan dihindari, dan Kamar atau ruang harus tertutup.
Dijelaskan bahwa vaksinasi butuh proses waktu yang relatip cukup lama. Sebab bisa dipahami karena ketersediaan vaksin masih belum memadai dan menunggu pengiriman dari pemerintah Pusat. Harus melewati beberapa tahap dan prioritas penerima, baru setelah itu vaksinasi baru bisa diberikan kepada masyarakat.
Sebagai manusia, kita semua hanya mampu berikhtiar dan semoga ikhtiar dan upaya yang dilakukan pemerintah terkait penanggulangan Covid-19 mendapat ridho dari Allah SWT dan mampu memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Indonesia terutama di Provinsi Sulawesi Tengah.*(nila