Presiden Joko Widodo mewanti para kepala daerah agar mewaspadai potensi lonjakan kasus COVID-19 pascalibur hari raya.
“Hati-hati, hati-hati, hati-hati,” ujarnya mengulang sampai tiga kali saat memberikan pengarahan virtual dari Istana Negara, Senin (17/5).
Turut mendampingi Presiden, Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, Mendagri Moh. Tito Karnavian, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menkes Budi Gunadi Sadikin.
Sementara Gubernur Sulawesi Tengah Drs. H. Longki Djanggola, M.Si, Wakil Gubernur Dr. H. Rusli Dg. Pallabi, SH, MH bersama Forkopimda dan pejabat terkait menyimak pengarahan virtual presiden dari ruang polibu, kantor gubernur.
Kepala negara mengatakan walau pemerintah telah melarang mudik, tapi ternyata masih ada 1,4 juta pemudik yang lolos dari penyekatan petugas.
Presiden lalu mengkhawatirkan kondisi ini dapat memicu lonjakan kasus aktif pascalibur hari raya.
Padahal, kasus aktif terus menurun dari puncaknya pada 5 Februari lalu, sebanyak 176.000 ke 90.800 atau mengalami penurunan 48 %.
“Ini yang harus kita tekan agar semakin turun, semakin turun, (dan) ini yang butuh konsistensi,” tegasnya.
Lebih lanjut dalam pantauan presiden, ada 15 provinsi yang mengalami tren kenaikan, diantaranya Sulawesi Tengah.
Ia pun meminta kepala daerah, khususnya yang masuk dalam daftar agar berupaya mengendalikan kasus aktif di wilayahnya.
Terlepas dari itu, Presiden Joko Widodo juga menyampaikan apresiasi kepada 10 provinsi yang ekonominya tumbuh positif pada kuartal I 2021, termasuk Sulawesi Tengah sebesar 6,26 %.
“Injak gas dan remnya harus pas. Sisi ekonomi baik, sisi COVID-nya (juga) harus dikendalikan betul. Kalau dua-duanya bisa dikelola dengan manajemen yang ketat, (pasti) baik-baik saja tapi kalau tidak, (harus) hati-hati,” pesan presiden agar pemulihan ekonomi dan pengendalian COVID-19 dikerjakan beriringan.
(Ro Administrasi Pimpinan)