Unicef Cegah Perkawinan Anak di Sulteng : Perkawinan Anak Induk Lahirnya Masalah Sosial

Maksud hati ingin bebas dari kemiskinan tapi tak disangka jadi lebih sengsara. Bahagia sesaat tapi menderita selamanya.

Kata-kata tersebut adalah sebagian dari suara hati anak-anak korban perkawinan belia di Indonesia.

Olehnya Perwakilan Unicef Indonesia Wilayah Sulawesi dan Maluku bekerjasama dengan Yayasan Karampuang melaksanakan kick off Gerakan Pencegahan Perkawinan Anak di Provinsi Sulteng Tahun 2020, Kamis (30/1), di Hotel Santika.

Acara dihadiri oleh Wakil Gubernur Sulteng H. Rusli Dg. Palabbi, SH, MH, Kepala Dinas Sosial Drs. H. Ridwan Mumu, M.Si, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Abdul Haris Yotolembah, SH, M.Si, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Ihsan Basir, SH, LL.M dan pejabat terkait serta mitra dari kabupaten/kota terdampak bencana.    

Perwakilan Unicef Henky Wijaya mengatakan bahwa gerakan yang dicanangkan bertujuan memastikan anak-anak Sulteng terbantu dan terlindungi dari ancaman perkawinan anak yang Ia ibaratkan sebagai fenomena gunung es.

Ia menambahkan perkawinan anak turut berkontribusi pada lahirnya berbagai masalah sosial kesehatan seperti kian tingginya angka putus sekolah, kematian ibu melahirkan, stunting, makin parahnya kemiskinan, dll.

Karena itu Ia menggandeng Yayasan Karampuang dari Sulawesi Barat untuk membagi pengalaman seputar pencegahan perkawinan anak yang diintegrasikan dengan upaya mendorong kesejahteraan sosial anak dan pengentasan putus sekolah.

“Kami harap pengalaman program bersama yayasan bisa diambil sebagai kebijakan strategi di daerah,” ungkapnya yang telah menjalin kemitraan dengan Karampuang sejak 4 tahun lalu.

Pihak Yayasan Karampuang lewat Aditya Yudistira berharap dari gerakan tersebut dapat berefek memutus mata rantai perkawinan anak di Sulteng yang belakangan kian disorot pascabencana.

“Siapapun Kita, Kita mau komitmen anak-anak Kita wajib bersekolah, hak-haknya dipenuhi dan hidup tenang. Itu tujuan Kita,” tegasnya.

Sependapat dengan keduanya, Wagub Rusli menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas gerakan pencegahan perkawinan anak sebagai forum menghasilkan kesepakatan lintas sektoral guna menyelamatkan masa depan generasi bangsa.

“Saya sangat apresiasi dengan apa yang digagas UNICEF dan teristimewa teman-teman Karampuang. Jangan Kita merasa risih belajar ke provinsi tetangga sehingga Kita tahu di mana titik kelemahan Kita,” jelasnya.

“Insya Allah Kita lepas dari situ, ini harapan Saya,” wagub menambahkan.

Pencanangan gerakan dilakukan simbolis lewat penandatanganan komitmen bersama, diawali wagub lalu OPD teknis dan mitra terkait.

Acara juga diisi pemutaran film, pengenalan media kampanye cegah perkawinan anak lewat permainan ular tangga dan diskusi.

(Biro Humas dan Protokol Setdaprov Sulteng)