ILUNI UI Seminarkan Hasil Kajian Peran Kearifan Lokal dalam Meningkatkan Resiliensi Masyarakat Terdampak Bencana di Sulawesi Tengah bertempat di Aula FISIP Universitas Tadulako Senin 12 Desember 2019.
Sejak awal Oktober 2018, ILUNI UI Peduli dalam program UI Peduli telah hadir di tengah-tengah masyarakat Sulawesi Tengah, khususnya di wilayah Palu, Sigi, Donggala yang terdampak bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi. Mulai dari tahap tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi, serta pemulihan saat ini, keberadaan ILUNI UI masih tetap berlanjut.
Bukan saja dukungan psikososial dan psikoedukasi, pendampingan pemberdayaan masyarakat untuk bangkit di bidang pendidikan, sosial kemasyarakatan dan pemulihan ekonomi, ILUNI UI juga telah menyalurkan amanah masyarakat Indonesia yang diperoleh dari hasil Gala Dana 100 Biduan & 100 Hits, bekerjasama dengan Bale Nusa Indonesia dan Komunitas Biduan.
Sebanyak 324 unit HUNTARA dibangun di desa Ramba, Pakuli Utara, Kalawara, Sibowi, Tuva dan Pandere. 2 bangunan “Sekolah Indonesia” Cepat Tanggap di Sambo dan Balaroa, 151 unit ANTARA dan dua unit Bale Serba Guna “BANUATA” di desa Ramba, Bangga dan Lende Tovea, juga dibangun. Hasil pemulihan ekonomi melalui budidaya ikan sungai dalam keramba, pembuatan piring lidi, pengolahan VCO yang telah lolos uji laboratorium, serta pembuatan tortila, telah mulai dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Semua program dilakukan berdasarkan riset tentang potensi dan kebutuhan masyarakat.
Salah satu penelitian dilakukan dengan fokus pada peran kearifan lokal dalam meningkatkan resiliensi masyarakat terdampak bencana, hasilnya diseminarkan pada Kamis, 12 Desember 2019 di Aula FISIP Universitas Tadulako. Penelitian yang dilakukan bersama oleh ILUNI UI dan Yaku MOSIKOLA, bekerjasama dengan Universitas Tadulako ini bertujuan untuk memperkuat sistem mitigasi, kesiapsiagaan dan penanganan bencana yang didasarkan pada kearifan lokal atau kearifan budaya masyarakat, dari perspektif antropologis dan psikologis.
Tidak kurang dari 150 mahasiswa Universitas Tadulako hadir dan dosen, terlibat aktif dalam diskusi terbuka yang dilakukan dalam seminar. Seminar juga dihadiri oleh Ketua Umum ILUNI UI, Andre Rahadian, Ketua Program Studi Antropologi Universitas Tadulako, Dr. Ikhtiar Hatta, M.Hum., Koordinator ILUNI UI Peduli, Dr. Endang Mariani, M.Psi., Ketua Alumni Peduli Center ILUNI UI, Missi A. Lawalata, S.H., dan Ketua Umum Yayasan Yaku Mosikola, Fiki Ferianto, S.Sos.,M.PA.
Dua orang narasumber yang juga alumni UI, Drs. Muhammad Marzuki.,M.Si. (kandidat Doktor Antroplogi UNTAD) dosen Antropologi UNTAD, bersama Dr. Endang Mariani, M.Psi. (Doktor di bidang Psikologi Sosial dan Budaya), peneliti di Laboratorium Psikologi Politik UI, memaparkan temuan-temuan menarik hasil penelitian, dengan dipandu oleh Fiki Ferianto, S.Sos., M.PA., dosen FISIP Universitas Tadulako.
Ketua Umum ILUNI UI, Andre Rahadian dalam sambutan pembukaan, mengucapkan terima kasih kepada semua tim yang telah bekerja sama dengan ILUNI UI mendampingi masyarakat Sulawesi Tengah paska bencana. Andre mengatakan, “Penelitian yang dilakukan ILUNI UI dengan berbagai pihak, termasuk dengan teman-teman dari Universitas Tadulako dan Pusat Krisis Fakultas Psikologi UI, merupakan bentuk komitmen ILUNI UI untuk memberikan dukungan dan pendampingan berdasarkan riset. Dengan demikian, bantuan yang diberikan tidak bersifat hit and run. Melainkan betul-betul dengan memperhatikan potensi masyarakat dan budaya yang dimiliki, sehingga sesuai dengan kebutuhan masyarakat.”
Dalam kesempatan terpisah, Drs Longki Djanggola,M.Si., Gubernur Sulawesi Tengah yang juga merupakan Ketua ILUNI UI Wilayah Sulawesi Tengah menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada UI dan ILUNI UI yang telah menjalankan program-programnya secara simultan dan berkesinambungan hingga saat ini. “Bentuk-bentuk penelitian yang dilakukan sangat aplikatif. Hasilnya dapat digunakan untuk merancang program yang pas dan tepat untuk mengatasi permasalahan di masyarakat, paska bencana. Menurut saya, hal ini yang merupakan keunggulan dari program bantuan yang dijalankan oleh para akademisi. Bukan sekedar teoritis tapi juga langsung diterapkan untuk membantu masyarakat dengan kekuatan yang dimilikinya sendiri.”
Drs. Muhammad Marzuki.,M.Si., sebagai salah satu narasumber menyampaikan bahwa peran kearifan lokal masih sangat relevan membentuk resiliensi masyarakat dalam menghadapi bencana. “Kearifan lokal yang bersumber dari budaya masyarakat, termasuk pengetahuan tentang tanda-tanda perubahan musim, hingga penamaan-penamaan wilayah yang berhubungan dengan literasi kebencanaan, sesungguhnya perlu terus digali dan efektif untuk melakukan mitigasi bencana, saat menghadapi bencana dan pemulihan paska bencana.”
Dalam pemaparannya, Dr. Endang Mariani, M.Psi., yang melakukan analisis hasil penelitian bersama Dianti E. Kusumawardhani, M.Psi., PhD., Psikolog., menyebutkan bahwa, “Terdapat perbedaan antara resiliensi dan strategi koping yang dimiliki oleh kelompok masyarakat terdampak gempa bumi, tsunami dan likuifaksi. “Secara umum, responden penelitian memiliki tingkat resiliensi dan strategi koping rata-rata cukup baik dan hal ini berkaitan dengan kearifan lokal yang dimiliki masyarakat berdasarkan sistem budaya mereka. Sementara itu, berdasarkan hasil analisis perdimensi, diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan kontrol impulse, optimisme, analisis kausal yang dimiliki berada di atas rata-rata. Adapun dimensi regulasi emosi, empati, self efficacy dan reaching out masih berada di bawah rata-rata. Namun hal ini dapat terus ditingkatkan melalui berbagai langkah intervensi sosial”.
Temuan hasil penelitian ini memberikan pengetahuan, yang dapat digunakan sebagai rekomendasi untuk pemerintah maupun pihak-pihak lain, untuk merancang program-program yang sesuai, khususnya dalam memberikan dukungan dan pendampingan psikososial dan psikoedukasi kepada masyarakat secara tepat.
Pelaksanaan penelitian yang menggunakan metode mixed methode, baik kualitatif dan kuantitatif, berlangsung selama lima bulan, sejak Maret hingga Agustus 2019 di wilayah desa Bangga, Ramba, Lende Tovea, Talise, Balaroa, Petobo dan Jono Oge dengan responden sebanyak 450 orang. Sebelumnya telah dilakukan penelitian yang digunakan sebagai base line penyusunan program-program ILUNI UI Peduli, pada Oktober 2018.
Press Rilis Iluni UI