Palu, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik Provinsi Sulawesi Tengah memimpin Rapat Koordinasi Strategi Penanganan Stunting di Kabupaten Sigi melalui Program Tangguh Bersinar. Bertempat, di Ruang Rapat Dinas Kominfo Santik Provinsi Sulteng. Senin, (15/1/2024)
Turut hadir : Pejabat Administrator lingkup Dinas Kominfo Santik Provinsi Sulteng, Asisten I Kab. Sigi, Balmon Provinsi Sulteng, BKKBN Provinsi Sulteng, RRI Palu, PMI Provinsi Sulteng, Dinas Kesehatan Sigi dan Dinas Kominfo Sigi.
Pada kesempatan itu, Sudaryano menyampaikan bahwa berdasarkan data, prevalensi Stunting di 13 Kabupaten dan Kota se- Sulteng, Kabupaten Sigi memiliki Stunting cukup tinggi yakni 36,8 persen.
“Diketahui, saat ini prevalensi Stunting di Indonesia adalah 21,6 persen, sementara target yang ingin dicapai adalah 14 persen pada tahun 2024″Ucap Kadis Kominfo Santik dalam paparannya
Untuk itu, Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura memerintahkan kepada seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Instansi Vertikal, Stakeholder dan Mitra Kerja turut andil menurunkan Prevalensi Stunting di Provinsi Sulawesi Tengah.
Selanjutnya, Sudaryano juga menjelaskan bahwa Dinas Kominfo Santik Provinsi Sulteng, Balai Monitoring dan Kominfo Sigi menangani Stunting di 3 (tiga) Desa yakni, Desa Kayumpia, Desa Dayunggune dan Desa Polobia Kec. Kinovaro, Kab Sigi.
Selanjutnya, Asisten I Andi Ilham selaku Plt. Kadis Kominfo Kab. Sigi menyampaikan bahwa pemerintah Kabupaten Sigi sudah banyak melakukan intervensi percepatan penurunan Stunting, melakukan rapat sosialisasi ke masyarakat, bahkan sudah ke tingkat Desa.
Selain itu, Andi juga menjelaskan, dalam percepatan penurunan stunting di Kab. Sigi, selain di bantu oleh OPD terkait, kemudian di bantu juga oleh mahasiswa KKN yang terus mensosialisasikan penanganan Stunting di masyarakat.
“Saya mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih atas pelaksanaan rapat koordinasi ini”ucap Asisten I
Selanjutnya, Kepala Bidang Upaya Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sigi dr. A. Krisnawati Borman menambahkan, pencegahan Stunting bisa dilakukan dengan dua cara yakni ; intervensi spesifik dan intervensi sensitif.
Krisnawati juga menerangkan, intervensi spesifik adalah intervensi yang menyasar penyebab terjadinya Stunting, intervensi ini semuanya berada di sektor Kesehatan. Sedangkan, intervensi sensitif adalah intervensi yang menyasar penyebab tidak langsung terjadinya Stunting, yang pelaksanaanya dilakukan oleh OPD terkait seperti ; P2KB, PU, Dinas Sosial dan pihak terkait lainya.
Lanjut, kata Krisnawati, saat ini Dinkes Kab. Sigi sudah melaksanakan intervensi spesifik, yakni, melakukan pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan hemoglobin, pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri seminggu sekali, pemeriksaan kehamilan untuk ibu hamil dan memberikan makanan tambahan bagi ibu hamil.
“Saat ini yang sementara berjalan di Kab. Sigi adalah pemberian makanan tambahan” Jelas Krisnawati
Sumber : PPID Pelaksana Dinas Kominfo Santik Provinsi Sulteng dan dipublis oleh PPID Utama/Humas Pemprov Sulteng.